Sejarah Batik

Sabtu, 15 Maret 2014

Sejarah batik Indonesia memiliki perjalanan yang sangat panjang. Kejayaan kerajaan Majapahit di masa lampau telah membuat seni batik tertancap kuat selama berabad-abad sebagai warisan budaya nusantara. Sejarah batik hingga menjadi model baju batikseperti sekarang ini, tidak terlepas dari keberadaan kerajaan Majapahit sebagai kerajaan besar dan makmur di Nusantara yang mengalami puncak kejayaan pada abad ke-14.Itulah sebabnya, motif-motif batik dapat ditemukan di setiap artefak peninggalan budaya seperti pada candi-candi, yoni, dan tempat pemujaan hindu-budha lainnya.
Menurut Wulandari (2011:11) berbagai motif batik tersebar di seluruh wilayah nusantara. Motif dasar lereng dapat ditemukan pada patung emas Syiwa (dibuat abad IX) di Gemuruh, Wonosobo. Dasar motif ceplok ditemukan pada pakaian patung Ganesha di Candi Banon dekat Candi Borobudur (dibuat abad IX). Batik juga ditemukan pada titik-titik dalam motif pada patung Padmipada di Jawa Tengah (menurut perkiraan patung tersebut dibuat awal abad VIII-X). Motif liris ditemukan pada patung Manjusri, Ngemplak, Semongan, Semarang (dibuat abad X).
Kenyataan tersebut membuktikan bahwa kegiatan membatik telah ada sejak ratusan tahun silam. Kejayaan majapahit yang memiliki wilayah kekuasaan sangat luas, batik makin dikenal oleh masyarakat. Kegiatan membatik sudah menjadi tradisi yang mendarah daging di seluruh kawasan mulai ujung Sumatera hingga Papua. Kendati demikian, kepastian kapan batik mulai ada masih menjadi bahan kajian para pakar.
Sejak berdirinya kerajaan Mataram Islam, Sejarah batik di Indonesia mulai terdokumentasi. Motif-motif batik yang bersumber dari istana keraton Mataram seperti parang rusak dengan variannya; parang rusak barong, parang rusak gendreh, parang rusak klithik,, semen ageng sawat grudha, semen ageng sawat lar, udan riris, rujak senthe, semen rama, dll.
Pada awalnya, batik digunakan sebagai hiasan pada daun lontar yang berisi naskah atau tulisan agar tampak lebih menarik. Seiring perkembangan interaksi bangsa Indonesia dengan bangsa asing, maka mulai dikenal media batik pada kain. Sejak itu, batik mulai digunakan sebagai corak kain yang berkembang sebagai busana tradisional, khusus digunakan di kalangan ningrat keraton (Wulandari, 2011:12).
Berbagai sumber tertulis menyebutkan bahwa sejarah batik di Indonesia sering dikaitkan dengan Kerajaan Majapahit dan penyebaran Islam di Pulau Jawa. Hal ini dibuktikan dengan penemuan arca dalam Candi Ngrimbi dekat Jombang yang menggambarkan sosok Raden Wijaya, raja pertama Majapahit (1294-1309), memakai kain batik bermotif kawung.
Di zaman modern ini batik telah menjadi pakaian sehari-hari. Pemakainya pun tidak hanya dari kalangan bangsawan/keraton tapi sudah sangat meluas, dari desa hingga kota, acara santai maupun resmi, mulai anak-anak hingga orang dewasa. Barbagai model baju batik dibuat oleh para desainer kondang negeri ini. Penetapan batik sebagai warisan kemanusiaan untuk budaya nonbendawi milik Indonesia oleh UNESCO harus mampu membangkitkan rasa cinta kita terhadap batik. Salah satu wujud cinta yang nyata adalah kebanggaan memakai baju batik.

Referensi: Wulandari, Ari. 2011. Batik Nusantara: Makna Filosofi, cara pembuatan & Industri Batik. Yogyakarta: Penerbit Andi.

0 komentar:

Posting Komentar